Sabtu, 27 Desember 2014

Indahnya Kesabaran


Kisah ini bermula pada sepasang suami istri, yang telah menikah selama 4 tahun, namun belum juga dikaruniai seorang anak.Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke dokter konsultasi untuk melakukan pemeriksaaan. Hasil lab menyatakan bahwa istrinya mandul, dan tidak ada peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hal itu si suami berkata innalillahi wainnailaihi raji’un, ia masuk ruang dokter dengan membawa hasil lab tadi, ia berkata pada dokter: “Saya panggil istri saya untuk masuk, namun.. tolong, anda rahasiakan ini dan katakan padanya bahwa saya yang mandul, bukan dia.” tentu saja dokter pun menolak .Namun
ia terus memaksa , akhirnya dokter setuju untuk merahasiakannya dan mengatakan bahwa sang suami lah yang mandul.

Suami memanggil istrinya memasuki ruangan, dokter membaca dan mentelaah hasil lab, dan ia berkata pada sang suami “ anda mandul, sementara istrimu tidak ada masalah apa pun, tidak ada harapan bagi anda untuk sembuh.. mendengar itu suami berkata: innalillahi wainnailaihi raji’un, terlihat raut wajahnya menyerah pada qadha Alloh ta’ala.Akhirnya mereka pun pulang ke rumah.

5 tahun berlalu dan mereka tetap bersabar, sampai akhirnya sang istri berkata pada suaminya: “Wahai suamiku, aku telah bersabar selama 9 tahun untuk tidak meminta cerai darimu, hingga semua orang berkata bahwa aku istri yang setia mendampingimu 9 tahun, walau ku tahu kau tidak bisa memberiku keturunan. Namun,sekarang aku sudah tidak bisa bersabar lagi,aku ingin kau segera menceraikan ku,agar ku bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan dan ku bisa menimang dan mengasuhnya. 

Mendengar itu sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Alloh ta’ala, kita harus terus bersabar”. Sang istri berkata: “Baiklah, aku akan tahan kesabaranku 1 tahun lagi, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan ia berdo’a dan berharap semoga Alloh ta’ala memberi jalan yang terbaik baginya. Selang beberapa hari, sang istri jatuh sakit, dokter menyatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar hal itu sang istri terpukul dan memuncak emosinya. Ia berkata pada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku bersabar, kenapa kau tidak segera menceraikan ku,,aku ingin punya anak, aku ingin menimang bayi, blab la bla..

Ia terus menggerutu suaminya”.suaminya hanya terdiam bersabar.. Ia pun dirawat..Namun tak lama kemudian suaminya berkata: “istriku, aku kan pergi keluar negeri karena ada tugas sekaligus mencari donatur ginjal untukmu,maaf ku tak bisa menemanimu,ku harap semoga kau baik-baik saja”. “Apa katamu???, pergi?”. Jawab sang istri dengan penuh rasa kecewa“.Sehari sebelum operasi, datang sang donatur ke tempat sang istri.

Dan mereka sepakat besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur. Lalu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam hatinya: “Suami macam apa dia itu, istrinya operasi, dia malah pergi meninggalkan ku ”. Operasi pun berjalan dengan sangat baik. 1 minggu berlalu,suaminya datang, ia sangat tampak kelelahan. Perlu diketahui, bahwa sang donatur itu tidak lain adalah suami nya sendiri..! ia memberikan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri dan siapa pun selain dokter, dan meminta dokter agar menutup rapat rahasia itu.

Dan Subhanallah nya setelah operasi itu sang istri pun hamil..dan 9 bulan kemudian ia melahirkan anak pertamanya Mereka pun sangat senang dan bersyukur pada Alloh ta’ala. Suaminya telah menyelesaikan studi S2 dan S3nya di sebuah fakultas syari’ah dan bekerja sebagai panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia juga telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.Suatu hari, sang suami mendapat tugas dinas jauh, ia lupa menyembunyikan buku hariannya yang ia taruh di atas meja,yang selama ini ia rahasiakan. tanpa sengaja, istrinya menemukan buku harian itu, ia pun membuka dan membacanya.

Dengan mata yang sudah berkaca-kaca ia hamper saja terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang dirinya dan rumah tangganya selama ini. Ia menangis sejadi-jadinya, sesak dadanya oleh rasa penyesalan. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, sambil menangis, ia berkali-kali memohon maaf pada suaminya.Mendengar hal itu, suaminya pun ikut menangis. Dan setelah itu, selama kurang lebih 3 bulan, sang istri tidak pernah berani menatap wajah suaminya.. ia selalu berbicara dengan menundukkan mukanya, karena ia sama sekali tidak punya kekuatan untuk memandang suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar